Publikasi

...
Pekanbaru - Direktur PT Riau Petroleum beserta direktur anak perusahaan Riau Petroleum menerima kunjungan silaturahim dan studi banding dari perusahaan BUMD Jawa Barat PT Migas Hulu Jabar ONWJ. Diantara yang hadir dalam Kunjungan Studi Banding ini yaitu Direktur PT Offshore North West Java (ONWJ), Ubaydillah, Komisaris PT ONWJ Eddy Iskandar Muda Nasution dan General Manager PT ONWJ Fita. Seperti diketahui PT ONWJ ini adalah perusahaan pengelola Partisipasi Interes 10% dari wilayah Blok ONWJ. Sebagai perusahaan yang sama-sama mengelola PI, PT ONWJ ingin mempelajari bagaimana peran BUMD Riau Petroleum memanfaatkan kekayaan Migas di Riau. Selain itu PT ONWJ juga ingin belajar dari Riau Petroleum terkait tata kelola dan bersinergi tentang tata kelola Partisipasi Interes. "Saya ingin melihat Riau Petroleum mengelola potensi sumber daya alam yang melimpah ini," ujar Ubaydillah saat berada diruangan pertemuan, di hotel Aryaduta, Pekanbaru, Rabu (13/9/2023. Ditegaskan oleh Ubaydillah, ia juga menginginkan agar sesama perusahaan pengelola PI sama-sama menjaga dan mempertahankan implementasi dari Permen 37 Tahun 2016. "Kita harus bersinergi menguatkan barisan karena kita yg menerima dan mengelola PI harus kita pertahankan. Kita menyampaikan ke stake holder bahwa PI ini sangat bagus," ungkap Ubaydillah ke Direktur Riau Petroleum seraya mengajak bergabung dalam wadah diskusi khusus kelompok perusahaan penerima dan pengelola PI 10%. Ditambahkan Ubaydillah, bahwa PT ONWJ dari Jawa Barat adalah sebagai perusahaan yang pertama kali mendapatkan bagian PI 10% di wilayah Indonesia. Jadi, kata dia sebagai pertanggungjawaban, ONWJ sebagai pengelolaan PI ini selalu diawasi oleh lembaga BPKP. Menjawab dari pertanyaan dan pemaparan direktur PT ONWJ ini, Direktur PT Riau Petroleum menceritakan sekilas sejarah berdirinya perusahaan Migas di Riau. Bahwa, Riau Petroleum adalah perusahaan Migas yang pertama dan tertua didirikan di provinsi Riau. "Kami di Riau ini memang sudah diuntungkan dengan nama besar sebagai salahsatu daerah penghasil Migas," ujar direktur PT Riau Petroleum, Husnul Kausarian. Soal ajakan dari PT ONWJ untuk mempertahankan implementasi Permen 37 Tahun 2016, Husnul sangat mengapresiasi dengan lahirnya Permen tersebut. "Ini sebagai angin segar (terbitnya Permen 37 tahun 2023)," sebut Husnul sambil mengiyakan untuk membuat kelompok diskusi perusahaan pengelola Partisipasi Interes yang diwacanakan oleh PT ONWJ. Lebih jauh Husnul Kausarian mengatakan bahwa progres pengurusan PI di WK Rokan adalah perjuangan yang paling smooth dan cepat. "Kami hanya memerlukan waktu satu tahun setengah saja, padahal kalau sesuai tahapan kan itu memakan waktu tiga tahunan," kata Husnul. Dijelaskan Husnul ke jajaran pimpinan PT ONWJ bahwa rahasia kesuksesan melewati tahapan untuk mendapatkan pengalihan Partisipasi Interes dari WK Rokan adalah soal keseriusan dan usaha pantang menyerah. "Kita ini jemput bola (untuk mengurus PI WK Rokan)," ujarnya. Masih dikatakan Husnul, BUMD Riau Petroleum tidak hanya fokus untuk mendapatkan jatah PI saja. Namun, perusahaan Riau Petroleum juga akan dijadikan sebagai perusahaan profesional yang akan mengelola blok minyak. "Riau Petroleum juga mengusahakan untuk mengelola sumur marginal. Karena di WK Rokan ini ditemui sangat banyak sumur sumur yang marginal. WK Rokan ini sangat luas, meliputi 5 kabupaten. Jadi kita harapkan juga bisa mengelola sumur marginal," ungkapnya. Saat ini di WK Rokan, kata Husnul, juga menjadi lapangan pertama di Indonesia yang digarap sumur MNK (Migas Non Konvensional). MNK ini memakai teknologi canggih dari Amerika. "Sudah ada 2 sumur MNK yang berhasil tajak, di Rokan Hilir," kata Husnul. Diakhir sesi pertemuan dengan suasana yang hangat dari kedua perusahaan migas ini akhirnya ditutup dengan foto bersama dan pemberian cinderamata. (*)
Loading...